Kamis, 23 Oktober 2008

puisi

PENYAIR LAPAR
ia lupa seharian belum makan
ia hanya mengunya ribuan kata
yang tak bisa membuat ia kenyang
ia singkapmakna agar memperoleh terang


agar akar rahasia kata tertuak menjadi tanda
namun makna sembunyi dalam kesunyian
ia selesaikan sebuah puisi
namun hanya deretan bangkai kata


dengan dekorasi imitasiyang menghiasi
ia tahan semua laparnya hingga larut malam
seharian tak mandi dan tak makan
sedang secangkir kopi dan sepiring kue taripang


hanya bualan belaka
dan laparnya semakin menjadi
ia melihat komputer menjadi kabur
seolah berada dalam kabut


kini ia merasa kata-kata mulai berloncatan
berakrobat ria membentuk sebuah puisi
memakai topeng kata untuk merengkuh isi
ketika tersadar dari halusinasi


laparnya semakin menggila
ia lapar rahasia perut
ia lapar rahasia kata
ia lapar rahasia hidup


hingga ia bicara tentang maut
hanya hampir menjemput maut

Tidak ada komentar: